Senin, 14 Mei 2012
Yakseon Makan Sehat Dari Alam
Kata "yakseon," secara harfiah berarti "makanan yang berfungsi sebaik obat," makanan jenis ini sekarang menyebar ke pusat-pusat komunitas dan kelas memasak di Korea yang mengajarkan prinsip-prinsip dasar resep rumah. Menjelang musim festival regional beberapa bulan ke depan , yakseon akan diperkenalkan dalam presentasi dan rasanya.
Biasanya warga Korea yang sudah agak tua dan akan pensiun memiliki keinginan yang besar untuk belajar yakseon. Mereka sangat bersemangat untuk belajar tentang memasak makanan alami yang dapat menjaga kesehatan diri dan keluarga mereka.
Meskipun baru saja diperkenalkan, yakseon telah lama ada dalam sejarah Korea dengan prinsip dasar pengobatan tradisional Korea. Pada dasarnya Yakseon dibuat berdasarkan pemikiran holistik pada keseimbangan alam semesta. Di dalamnya terkandung unsur yin dan yang - dua energi utama yang mengatur alam semesta.
Filosofi Yakseon memandang bahwa semua manusia terhubung dan merupakan sebagian dari alam semesta. Sama halnya dengan mahluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Filosofi ini penting dalam menjaga kesehatan, hidup dalam keseimbangan, serta menghindari penyakit, yang dipandang sebagai suatu hal yang tidak seimbang," Sebagai bagian dari alam yang harmonis, bahan-bahan lokal dan alami diyakini mengandung energi yang diperlukan bagi ketersediaan sumber gizi terbaik bagi orang yang tinggal di suatu daerah.
Salah satu prinsip mengolah Yakseon adalah "Yakshik Dongwon," atau "obat dan berbagi makanan dengan akar yang sama." Banyak tumbuh-tumbuhan dan beberapa sayuran yang tidak hanya digunakan sebagai bahan untuk masakan sehari-hari, melainkan juga untuk tonik tradisional atau obat-obatan. Saat ini Korea Food and Drug Administration (KFDA) telah mendaftarkan 117 tanaman obat yang dapat digunakan sebagai bahan makanan.
Meskipun prinsip Yakseon berakar dari masakan tradisional Cina, Korea telah menetapkan memiliki pijakan sendiri dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang belum tentu ada di negara lain. Korea mengklaim mengembangkan resep dan melanjutkan penelitian mereka sendiri. Hal ini berdasarkan pada sejarah keilmuan farmasi Korea yang menjelaskan posisi setara koki kerajaan dengan dokter kerajaan di masa Dinasti Goryeo (918-1392).
Bahkan Korea juga memiliki Ensiklopedia medis yang komprehensif bernama Donguibogam. Ensiklopedia ini diterbitkan pada tahun 1613 yang kemudian didaftarkan sebagai warisan budaya di UNESCO tahun 2009. Donguibogam membagi bahan obat dalam tiga kategori, yaitu obat untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit tertentu, atau untuk mengobati penyakit.
Penggunaan Yakseon dalam pengobatan disesuaikan dengn durasi waktu terbatas. Namun, peran Yakseon sebagai obat pencegahan dalam bentuk makanan apapun dianggap sama. "Kesalahpahaman umum adalah bahwa makanan Yakseon harus dimasak dengan bahan ramuan obat," kata Jo Jeong, profesor dari Program Diet Tradisional Obat-obatan, yang juga disebut Program Yakseon, dari Myongji University.
Jeong menambahkan, kebiasaan makan yang tepat, tidak terlalu banyak, dan memakan makanan dari alam dan bahan-bahan lokal, serta diikuti dengan olahraga teratur dianggap sebagai bagian dari filosofi yakseon. "Fokusnya datang dari aliran alam pada makanan, hal ini lebih baik daripada mengonsumsi semua obat pengetahuan yang tepat."
Langganan:
Postingan (Atom)